BAB IV
Logoterapi
(Frankl)
Menurut Frankl, “manusia melangkah melewati kompleks Oedipus
dan kompleks Inferioritas”. Hal yang sama dikatakannya tentang frustasi.
Logoterapi terarah kepada realisasi nilai-nilai: suatu psikoterapi yang
berangkat dari roh, yakni kebutuhan spiritual manusia. Terapi ini berpegang
pada pendapat bahwa ketegangan fundamental antara ada (essere) dan harus ada (devere essere) adalah
esensial bagi manusia dan nervosa merupakan pelarian dari tanggung jawab.
Logoterapi bermaksud mengatasi psikologisme yang mereduksi segala-galanya
kepada mekanisme psikis.
Religiopsikoneuroimunologi menyadari bahwa manusia adalah makhluk
yang berusaha mencari makna hidupnya sesuai dengan pendapat Frankl yang
mengembangkan konsep logoterapi (terapi makna). Pemaknaan terhadap ibadah yang
kita lakukan itu akan brpengaruh besar terhadap kondisi psikis seseorang.
Dengan memaknai ibadahnya maka jiwanya akan menjadi tenang dan damai. Maka
pemaknaan terhadap ibadah akan sangat baik untuk mengelola stress yang dihadapi
oleh manusia.
Frankl, salah satu teknik psikoterapi yang sangat terkenal,
mendasarkan kekuatan batin manusia sebagai unsur pokok kekuatan diri. Secara
teknis, logoterapi menjernihkan pikiran manusia dari kemelut yang diciptakannya
sendiri. Pikiran manusia membuat ia kehilangan makna hidup. Karena itu,
pikirannya harus dibereskan.
Sumber :
Prof. Lippi, Adolfo CP. 2001. Salib dan Penyembuhan. Yogyakarta. Kanisius.
Dr. Syamsun, Arfi SpF. Metode
Supernol Menaklukkan Stress. Hikmah Populer.
Pasiak, Taufik. 2006. Manajemen
Kecerdasan: Memberdayakan IQ, EQ, dan SQ untuk Kesuksesan Hidup. Bandung.
PT Mizan Pustaka
No comments:
Post a Comment