Thursday, April 30, 2015

KAMI ADALAH KALIAN

berawal dari saling melirik
lanjut ke saling senyum
akhirnya saling tertawa bahagia
bersenang bersama merangkul kedamaian
hanya kalian yang kami cinta

kami satu...
kami keluarga...
SMASHBLAST...
kami adalah senyumanmu...
kami adalah semangatmu...
kami adalah kalian...
SMASHBLAST...

di sini di sana dan di mana mana
selalu ada kami untuk kalian
di mata... di mulut...
dan di hati selalu ada nama kami
untuk kalian
satu semangat kami SMASHBLAST

cinta dan harapan tak pernah pupus
teruslah berjalan dan melangkah bersama kami
dengan membawa satu kabar baik bagi dunia
teriaklah cinta damai dan bersenanglah, kawan...

Cahaya Keabadianku

kubuka pintu pada saat ini
tak sengaja ku menatap langit malam
tampak sepi dan tak bertuan oleh sang raja terang
berharap di atas sana ada sang rembulan yang menemaniku
kubebaskan pandanganku ke alam kegelapan
tak kusangka...
seberkas cahaya kecil nan terang menghiasi langit malam
tetapi, sendiri...
dia bercahaya sendirian di sana tak ada teman yang saling sapa
dan berbagi cahaya kehidupan malam

hei, sedang apa kau di situ?
apakah kau ingin menemaniku di sini?
aku harap kau tak merasa kesepian
aku di sini sedang menunggu seseorang
yang entah bagaimana keberadaannya
aku tak tahu saat ini dia berada dimana
aku harap dia juga sedang melihatmu saat ini, cahaya kehidupan
temani dia sekarang
sama seperti kau sudah menemaniku saat ini
aku harap cahaya abadimu bisa mempertemukan
aku dengan dia suatu saat nanti
doakan kami wahai cahaya keabadian

Wednesday, April 22, 2015

Di saat aku mengenalnya

jaman sekarang memang sudah mulai berubah. dari masa sekolah untuk memiliki teman saja sulit, harus beradaptasi cukup lama. buatku. sekarang mereka sudah memiliki dunianya sendiri dengan orang-orang yang lebih mengasihi mereka ketimbang mereka yang dulu selalu ada di sampingnya. aku tidak marah bahkan kecewapun tidak karena roda waktu yang mengubahnya dan terus akan berputar. jangan salahkan waktu atau diri mereka inilah jalan terbaik untuk mereka bukan lagi jalan terbaik untuk kita. aku sadar itu dan hingga kini aku mencoba untuk belajar beradaptasi dan belajar mencari jati diri yang sesungguhnya.
aku memiliki komunitas baru, sudah berjalan 5 tahun dan secara tidak langsung aku memiliki seorang teman yang kebetulan memang satu komunitas denganku dan dia sudah menjadi teman hidup buatku. kurang lebih kita sudah kenal 2 tahun entah kenapa semenjak aku kenal dia ada beberapa pemahaman, mindset, dan naluri yang sama denganku. dia bukan laki-laki yaa :) dia perempuan dan satu tahun di atas aku. tidak hanya di saat event saja kita selalu berbagi cerita dan kebahagiaan justru lebih banyak berbincang di via teknologi dan sosial media. kita seringkali cerita di mana dia dan aku saling bertukar pendapat atau saling membuka diri satu sama lain karena ada rasa kerinduan yang tidak tertahankan entah siapa lagi yang harus didengar dan diberi nasehat, yaa! hanya aku dan dia saja.
aku bukan tipe orang yang selalu terbuka dengan siapapun bahkan untuk menyatakan perasaan saja rasanya sulit sekali. jujur, aku sangat menyayangi kakakku yang satu ini. memang jarak rumah kita terlalu jauh dan dia juga sudah cukup dewasa dan akan segera bekerja nantinya. di saat dia kecewa dan sedih dengan hasil yang dia dapatkan aku berusaha untuk membuat dia tegar dan mengembalikan semangatnya lagi, begitupun sebaliknya. aku tau dia orang yang apa adanya, untuk mengungkapkan sebaris kata saja sulit lagi-lagi aku yang membantu dia untuk menjelaskan apa maksudnya.
2 tahun memang cukup terbilang masih standar atau masih kurang dalam pengalaman tapi, buatku memiliki dia sudah seperti mengenal seseorang lebih dari 5 tahun.
ada di mana masanya aku memikirkan sesuatu yang membuat aku ini mustahil dan buat dia sangat aneh, sebagai adik yang baik dan sayang terhadap kakaknya rasanya aku ingin memberikan dia sebuah kejutan kecil-kecilan, tapi aku sadar aku hanya makhluk yang memiliki kapasitas memori yang standar. bingung. pernah terpikirkan ingin memberikan kejutan itu tapi entah kenapa buatku itu hal yang konyol tapi buat dia mungkin saja sangat luar biasa. memang cukup simple tapi buatku ini adalah sesuatu yang tidak bisa diulang kembali dan akan terus dikenang.
yaa, aku tau. memberi kejutan untuk seseorang yang kita kasihi tidak melulu dengan sesuatu yang mewah, barang-barang yang super mewah, tempat yang mewah belom tentu itu akan menjadi kenangan termanis. barang yang simple atau bisa saja orang terdekat yang cukup sederhana di tempat yang sederhana pula bisa menjanjikan kenangan yang paling luar biasa.
tak perlu sampai berhari-hari, cukup satu hari atau mungkin saja satu menit untuk membuat dia bahagia tak terkira.
aku tak perlu terburu-buru ada waktunya nanti akan datang dengan sendirinya. yang tau hanyalah sang waktu dan Sang Maha Mendengar. Dia tau apa yang kita inginkan, dan Dia tau apa yang seharusnya tidak diperlukan. kita lihat saja nanti apa, bagaimana, dan dimana kejutan itu akan terjadi.

Monday, April 13, 2015

Psikoterapi - softskill (Bag. 5)



BAB V
Analisis Transaksional
(Berne)

Analisis transaksional adalah suatu pendekatan psikoterapeutik yang sangat dapat diterapkan dalam praktik pekerjaan sosial klinis (Cooper dan Turner, 1996). Analisis transaksional gagasan Eric Berne (1910-1970) merupakan suatu pendekatan untuk mensistematisasi, menganalisis, dan mengubah saling pengaruh di antara manusia, yang menekankan interaksi keduanya (antara diri dan manusia lain) dan kesadaran internal (regulasi diri dan ekspresi diri). Tinjauan teoritik tentang analisis transaksional dikaitkan dengan suatu pendekatan yang mengaitkan internal (intrapsikis) dengan interpersonal dan relasional. Pada intinya, makna analisis transaksional adalah untuk memperkaya kemampuan-kemampuan menghadapi (coping) dan mengatur (regulatory) situasi yang paling dalam dan interaksi kehidupan nyata.
Analisis transaksional dibagi ke dalam kategori-kategori sebagai berikut:
1. keadaan ego (ego states)
2. transaksi (transaction)
3. permainan dan drama segitiga (games and the drama triangle)
4. naskah (script)
5. gerakan dan lakon cerita (strokes and scriptwork)
6. posisi kehidupan (life positions)
7. perintah dan keputusan ulang naskah (script injuctions and redecision)

Juga penting adalah konsep “raket” (rackets) dan “perangko perdagangan” (trading stamps) dan 3 P, yaitu: Permission (permisi, izin), potency (potensi), dan protection (proteksi, perlindungan).
Teknik-teknik yang biasa digunakan kelompok analisis transaksional ialah dengan cara mengikat janji antara ahli dengan konselor. Ahli diminta untuk menerapkan matlamat yang hendak dicapai dalam kelompok dan semua ahli terlibat dalam proses ini. Selain itu teknik lain juga digunakan seperti menganalisis struktur, menganalisis dalih (games), dan menganalisis skrip hidup (Zuraidah 1989:39).

Sumber :
Roberts, Albert R., Greene, Gilbert J. 2008. Buku Pintar Pekerja Sosial / Social Worker’s Desk Reference Jilid 1. Jakarta. PT BPK Gunung Mulia.
Rahman, Amaludin AB. 2008. Perkhidmatan Kaunseling Pendekatan dalam Hikmah Berdakwah. Kuala Lumpur. Yeohprinco SDN. BHD.

Psikoterapi - softskill (Bag. 4)



BAB IV
Logoterapi
(Frankl)

Menurut Frankl, “manusia melangkah melewati kompleks Oedipus dan kompleks Inferioritas”. Hal yang sama dikatakannya tentang frustasi. Logoterapi terarah kepada realisasi nilai-nilai: suatu psikoterapi yang berangkat dari roh, yakni kebutuhan spiritual manusia. Terapi ini berpegang pada pendapat bahwa ketegangan fundamental antara ada (essere) dan harus ada (devere essere) adalah esensial bagi manusia dan nervosa merupakan pelarian dari tanggung jawab. Logoterapi bermaksud mengatasi psikologisme yang mereduksi segala-galanya kepada mekanisme psikis.
Religiopsikoneuroimunologi menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang berusaha mencari makna hidupnya sesuai dengan pendapat Frankl yang mengembangkan konsep logoterapi (terapi makna). Pemaknaan terhadap ibadah yang kita lakukan itu akan brpengaruh besar terhadap kondisi psikis seseorang. Dengan memaknai ibadahnya maka jiwanya akan menjadi tenang dan damai. Maka pemaknaan terhadap ibadah akan sangat baik untuk mengelola stress yang dihadapi oleh manusia.
Frankl, salah satu teknik psikoterapi yang sangat terkenal, mendasarkan kekuatan batin manusia sebagai unsur pokok kekuatan diri. Secara teknis, logoterapi menjernihkan pikiran manusia dari kemelut yang diciptakannya sendiri. Pikiran manusia membuat ia kehilangan makna hidup. Karena itu, pikirannya harus dibereskan.

Sumber :
Prof. Lippi, Adolfo CP. 2001. Salib dan Penyembuhan. Yogyakarta. Kanisius.
Dr. Syamsun, Arfi SpF. Metode Supernol Menaklukkan Stress. Hikmah Populer.
Pasiak, Taufik. 2006. Manajemen Kecerdasan: Memberdayakan IQ, EQ, dan SQ untuk Kesuksesan Hidup. Bandung. PT Mizan Pustaka

Psikoterapi - softskill (Bag. 3)



BAB III
Person Centered Therapy
(Rogers)

            Terapi ini disebut juga client-centered therapy (terapi yang berpusat pada pasien) atau terapi nondirektif. Teknik ini pada awalnya dipakai oleh Carl Rogers (1902-1987) pada tahun 1942. Sejak itu banyak prinsip Rogers yang dipakai dalam terapi diterima secara luas. Tetapi, teknik ini dipakai secara lebih terbatas pada terapi mahasiswa dan orang-orang dewasa muda lain yang mengalami masalah-masalah penyesuaian diri yang sederhana.
            Rogers mengemukakan enam syarat dalam proses terapi person-centered yang harus dipenuhi oleh terapis. Rogers menyatakan bahwa pasien akan mengadakan respons jika:
1. terapis menghargai tanggung jawab pasien terhadap tingkah lakunya sendiri
2. terapis mengakui bahwa pasien dalam dirinya sendiri memiliki dorongan yang kuat untuk menggerakkan dirinya ke arah kematangan (kedewasaan) serta independensi dan terapis menggunakan kekuatan ini dan bukan usaha-usahanya sendiri
3. menciptakan suasana yang hangat dan memberikan kebebasan yang penuh di mana pasien dapat mengungkapkan atau juga tidak mengungkapkan apa saja yang diinginkannya
4. membatasi tingkah laku tetapi bukan sikap misalnya pasien mungkin mengungkapkan keinginannya untuk memperpanjang pertemuan melampaui batas waktu yang telah disetujui, tetapi terapis tetap mempertahankan jadwal semula
5. terapis membatasi kegiatannya untuk menunjukkan pemahaman dan penerimaannya terhadap emosi-emosi yang sedang diungkapkan pasien yang mungkin dilakukannya dengan memantulkan kembali dan menjelaskan perasaan-perasaan pasien
6. terapis tidak boleh bertanya, menyelidiki, menyalahkan, memberikan penafsiran, menasehatkan, mengajarkan, membujuk, dan meyakinkan kembali  


Konsep Person Centered Therapy
          Hipotesis pokok terapi person-centered seperti yang dikemukakan oleh Meador dan Rogers adalah:
”potensi pertumbuhan dari individu akan dilepaskan dalam suatu hubungan di mana orang yang membantu mengalami dan mengkomunikasikan keaslian (realness), perhatian, dan pemahaman yang bersifat tidak mengadili dan sangat peka (1979:131)”.
            Meador-Rogers menambahkan :
Teori dasar terapi person-centered dapat dinyatakan secara sederhana dalam bentuk hipotesis “jika-maka”. Jika syarat-syarat tertentu ada dalam sikap-sikap dari orang yang disebut “terapis” dalam suatu hubungan, yakni keselarasan (congruence), penghargaan positif, dan pemahaman empatik, maka akan terjadi perubahan pertumbuhan dalam orang yang disebut “pasien” (1979:131)
            Konsep-konsep lain yang penting dalam terapi person-centered :
1. Self-concept (Konsep diri) mengenai konsepsi seseorang tentang dirinya
2. Ideal-self (Diri Ideal) mengenai self-concept yang ingin dimiliki seseorang (seseorang ingin menjadi apa)
3. Ketidakselarasan (Incongruence) antara diri dan pengalaman yaitu suatu celah yang ada antara self-concept seseorang dan apa yang dialaminya
4. Ketidakmampuan menyesuaikan diri secara psikologis psychological maladjustment). Hal ini terjadi apabila seseorang menyangkal atau mendistorsikan pengalaman-pengalamannya yang penting
5. Keselarasan antara diri dan pengalaman. Konsep seseorang tentang dirinya sendiri sesuai dengan apa yang dialaminya
6. Kebutuhan akan penghargaan positif (need for positive regard). Kebutuhan untuk dihargai dan dihormati oleh orang lain
7. Kebutuhan akan harga diri (need for self regard). Kebutuhan untuk menghargai diri sendiri


 Unsure Terapi
1. munculnya gangguan
   Model humanistik kepribadian, psikopatologi, dan psikoterapi awalnya menarik sebagian besar konsep-konsep dari filsafat eksistensial, menekankan kebebasan bawaan manusia untuk memilih, bertanggung jawab atas pilihan mereka, dan hidup sangat banyak pada saat ini. Hidup sehat di sini dan sekarang menghadapkan kita dengan realitas eksistensial menjadi, kebebasan, tanggung jawab, dan pilihan, serta merenungkan eksistensi yang pada gilirannya memaksa kita untuk menghadapi kemungkinan pernah hadir ketiadaan. Pencarian makna dalam kehidupan masing-masing individu adalah tujuan utama dan aspirasi tertinggi. Pendekatan humanistik kontemporer psikoterapi berasal dari tiga sekolah pemikiran yang muncul pada 1950-an, eksistensial, Gestalt, dan klien berpusat terapi.
2. Tujuan Terapi
                -  Menyajikan kondisi-kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan.
            - Menghapus penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi. membantu klien     menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dan memperluas kesadaran diri.
    -  Membantu klien agar bebas dan bertanggung jawab atas arah kehidupan sendiri.
3. Peran Terapis
   Menurut Buhler dan Allen, para ahli psikoterapi Humanistik memiliki orientasi bersama yang mencakup hal-hal berikut :
•Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi
•Menyadari peran dan tanggung jawab terapis
•Mengakui sifat timbale balik dari hubungan terapeutik.
•Berorientasi pada pertumbuhan
              •Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang menyeluruh.
•Mengakui bahwa putusan-putusan dan pilihan-pilihan akhir terletak di tangan klien.
           •Memandang terapis sebagai model, bisa secara implicit menunjukkan kepada klien potensi bagi tindakan kreatif dan positif.
          •Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandagan dan untuk mengembangkan tujuan-tujuan dan nilainya sendiri.
•Bekerja kea rah mengurangi kebergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien.

(sumber : Semiun, Yustinus OFM. 2006. Kesehatan Mental 3. Yogyakarta. Kanisius (Anggota IKAPI)

Psikoterapi - softskill (Bag. 2)



BAB II
Terapi Humanistik

            Orang-orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik adalah orang-orang yang memilih dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan kebutuhan pribadinya. Pendekatan humanistik Roger terhadap terapi Person Centered Therapy membantu pasien untuk lebih menyadari dan memerima dirinya yang sejati dengan menciptakan kondisi-kondisi penerimaan dan penghargaan dalam hubungan terapeutik.
            Spontanitas, pentingnya emosi dan perasaan, hak-hak manusia untuk menentukan pilihan mereka sendiri, dan kreativitas manusia merupakan dasar pendekatan humanistik pada pembalajaran (Gage & Berliner, 1992; Pine, 1977). Motivasi berasal dari kebutuhan seseorang, perasaan subjektif tentang dirinya sendiri, dan keinginan untuk bertumbuh-kembang. Transfer pembelajaran difasilitasi oleh rasa ingin tahu, konsep diri yang positif, dan situasi yang terbuka di mana orang menghormati individualitas dan mempromosikan kebebasan untuk memilih.
            Maslow (1954), contributor utama pada teoi humanistik, mungkin sangat dikenal karena mengidentifikasi hierarki kebutuhan, yang menurut pendapatnya memainkan peran yang sangat penting dalam motivasi manusia. Di bagian dasar hierarki terdapat kebutuhan fisiologi (makanan, kehangatan, tidur); kemudian di atasnya terdapat kebutuhan akan rasa aman; kemudian kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai; diikuti dengan kebutuhan akan harga diri, kognitif, dan estetika. Bagian atas dari hierarki adalah kebutuhan akan aktualisasi diri (memaksimalkan potensi diri).
            Di samping kebutuhan pribadi, penganut humanistik berperndapat bahwa konsep dan harga diri perlu dipertimbangkan dalam setiap situasi belajar. Ahli terapi Carl Roger membantah bahwa yang sebenarnya diinginkan manusia adalah anggapan diri yang positif tanpa syarat (perasaan dicintai tanpa pamrih). Prinsip humanistik yang lain adalah bahwa perasaan dan emosi merupakan kunci dari pembelajaran, komunikasi, dan pemahaman.

Teknik-teknik dalam Terapi Humanistik
            Terapi-terapi psikodinamik cenderung memusatkan perhatian pada proses-proses tak sadar, seperti konflik-konflik internal yang terletak di luar kesadaran. Sebaliknya, terapi-terapi humanistic-eksistensial juga lebih memusatkan perhatian pada apa yang dialami pasien pada masa-masa sekarang “di sini dan kini” dan bukan masa lampau.

Sumber: Semiun, Yustinus OFM. 2006. Kesehatan Mental 3. Yogyakarta. Kanisius (Anggota IKAPI)