BAB
I
Terapi
Psikoanalisa
Psikoanalisa
merupakan teknik yang khusus untuk menyelidiki aktivitas ketidaksadaran
seseorang. Corey
(2005) mengemukakan bahwa psikoanalisa merupakan sebuah model pengembangan
kepribadian dengan pendekatan psikoterapi. Teori Freud banyak dikembangkan pada
model konseling dan terapi psikologis, sekaligus menjadai salah satu menu wajib dalam memahami dimensi kepribadian manusia.
Jadi,
terapi psikoanalisa ini adalah salah satu terapi yang digunakan untuk
menyembuhkan seseorang dan mengembalikan sifat/karakter seseorang dari
ketidaksadaran menjadi kesadaran. Tujuan psikoanalisa adalah menyadarkan
individu akan konflik yang tidak disadarinya dan mekanisme pertahanan yang
digunakannya untuk mengendalikan kecemasannya. Ada tiga contoh dalam
psikoanalisa ini: (1) hipotesis (2) analisis mimpi dan yang (3) mekanisme
pertahanan diri. Tokoh-totoh yang berperan dalam Psikoanalisa antara lain ada
(1) Sigmund Freud (2) Alfred Adler dan (3) Carl Gustav Jung.
Konsep-konsep utama terapi psikoanalisis
1. struktur kepribadian
· id
· id
· ego
· super ego
2. pandangan tentang sifat manusia
pandangan freud
tentang sifat manusia pada dasarnya
pesimistik, deterministic, mekanistik dan reduksionistik
3. kesadaran & ketidaksadaran
· konsep ketaksadaran
· memimpi-mimpi merupakan representative simbolik
dari kebutuhan-kebutuhan, hasrat-hasrat
konflik
· salah
ucap / lupa terhadap nama
yg dikenal
· sugesti
pascahipnotik
· bahan-bahan yang berasal dari teknik-teknik asosiasi bebas
· bahan-bahan yang berasal dari
teknik proyektif
4. Kecemasan
Adalah suatu keadaan yg memotifasi
kita untuk berbuat sesuatu. Fungsinya adalah memperingatkan adanya ancaman
bahaya
3 macam kecemasan
· Kecemasan
realistis
· Kecemasan
neurotic
· Kecemasan
moral
Unsur-unsur psikoanalisa
·
ID : Insting biologis, insting, naluri, prinsip kenikmatan
·
EGO : Kesadaran terhadap realitas kehidupan
·
SUPEREGO : Kesadaran normative, prinsip realisis idealistis
Ada
teknik dalam terapi psikoanalisa ini yaitu penderita didorong untuk membebaskan
pikiran dan perasaan dan mengucapkan apa saja yang ada di pikiran. Pada teknik
ini penderita didukung untuk bisa berada dalam kondisi rileks baik fisik maupun
mental dengan cara tidur di sofa. Ketika penderita dinyatakan sudah berada
dalam keadaan rileks, maka pasien harus mengungkapkan hal yang dipikirkan pada
saat itu secara verbal. Pada saat penderita tidur di sofa dan disuruh
menyebutkan segala macam pikiran dan perasaan yang ada di benaknya dan
penderita mengalami blocking, maka
hal itu merupakan manifestasi dari keadaan kelebihan tekanan. Akibat dari blocking adalah integrasi kepribadian
menjadi tidak baik, karena ada tekanan ego yang sangat besar. Menurut Freud
apabila terjadi blocking dalam proses
asosiasi bebas, maka penderita akan melakukan analisa. Analisa pada waktu
terjadi blocking bertujuan agar
penderita mampu menempatkan konfliknya lebih proposional sehingga penderita
mengalami suatu proses penurunan ketegangan dan penderita akan lebih toleran
terhadap konflik yang dialaminya.
Sumber:
Sanyata, Sigit. 2012. Teori
dan Aplikasi Pendekatan Behavioristik dalam Konseling. Jurnal Paradigma, 9
April. Available http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Sigit%20%20Sanyata,%20M.Pd./B.1c.Artikel%20Ilmiah-Teori%20dan%20Aplikasi%20Behavioristik%20dalam%20Konseling.pdf
Fadhli, Aulia. 2010. Buku
Pintar Kesehatan Anak. Yogyakarta. Pustaka Anggrek.
No comments:
Post a Comment